Kamu Sulit Bahagia? Mungkin ini Sebabnya

Bila Kau terus Pandangi Langit Tinggi Di Angkasa, Takkan Ada Habisnya Segala Hasrat Di Dunia

Generasi 90an pasti akrab sekali dengan kata-kata di atas. Ya nggak?

Assalamualikum teman-teman, selamat datang di channel ini.
Pada kesempatan kali ini kita akan ngobrol bagaimana caranya mendapatkan kebahagiaan tanpa membandingkan diri dengan orang lain.

Sebelum kita mulai, buat kamu yang ingin support channel ini agar terus berkarya caranya gampang banget. Cukup klik subscribe dan nyalakan lonceng notifikasinya nya.

Dukungan kalian membantu banget agar kita bisa rutin posting dan belajar bareng di channel ini.

Teman-teman, saya sering duduk dan diskusi dengan beberapa orang. Diantara mereka ada yang merasa nggak percaya diri.

Sebetulnya jika kita bicara tentang percaya diri seharusnya kita fokus pada diri kita sendiri, uniknya banyak orang tidak percaya diri justru setelah membandingkan dirinya dengan orang-orang di sekitarnya atau bahasa kerennya social comparation.

Kita sering membandingkan diri kita dengan orang lain yang lebih pintar, lebih kaya, lebih mapan, walhasil kelihatan lebih oke lah dari kita. Nah di sinilah akhirnya kadang kita merasa insecure, mulai overthinking, merasa kurang dan lain sebagainya.

Bagaimana kita bisa keluar dari keadaan seperti ini? Yuk kita belajar bareng,
Saya akan merangkumnya dalam 3 point penting.

1. Jangan Salah Membandingkan
Sebetulnya tidak semua social comparation (membandingkan) itu buruk. Dalam beberapa hal kita perlu mendengarkan orang lain agar kita mendapatkan motivasi dan ispirasi lebih. Tapi kalau sudah pada level yang membuat kita minder, insecure better stop!

NABI MUHAMMAD ﷺ mengingatkan kita,
إِذَا نَظَرَ أَحَدُكُمْ إِلَى مَنْ فُضِّلَ عَلَيْهِ فِي الْمَالِ وَالْخَلْقِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْهُ
“Jika kamu melihat orang yang diberi kelebihan baik harta dan (kesempurnaan) tubuh, maka hendaknya ia melihat kepada orang yang berada di bawahnya”. (Hadits Riwayat Imam Bukhari nomor 6490 dan Imam Muslim nomor 2963)

Nah mulai sekarang stop subscribe atau follow akun yang sukanya flexing atau pamer kemewahan atau nge-mute sementara waktu status yang justru membuat kamu ragu atau kurang syukur dengan apa yang kamu miliki.

Coba deh sesekali menyendiri sambil ber kontemplasi (merenung), buat deh catatan kecil bahwa dulu tuh kita bukan siapa-siapa, nggak bisa apa-apa, dan nggak punya apa-apa.

Coba bandingkan dengan apa yang kamu miliki atau raih hari ini!

Daripada membandingkan diri dengan orang lain better bandingkan diri kita hari ini dengan diri kita di masa lalu.

Coba fokus deh pada perkembangan atau pertumbuhan diri. Dengan demikian insya ALLAH kita kita akan menjadi pribadi yang terus bersyukur dengan terus bertumbuh.

2. FOKUS PADA PROSES BUKAN HASIL
Pernah nggak kamu melihat foto atau video senja ataupun sunrise di media sosial? Indah ya.

Yang jarang kita sadari, keindahan itu tidak tercipta begitu saja. Ada effort (upaya) yang harus dilakukan, mulai bangun lebih pagi, ngeluarin ongkos, melatih skill, nyiapin kamera, menunggu momentum dan lain sebagainya.

Nah begitu juga teman-teman yang berfoto dengan ijazah dan memakai toga di kepalanya. Itu adalah hasil dari hari-hari yang melelahkan dengan bangun pagi pulang petang, begadang untuk belajar, ngeluarin ongkos privat, bersabar menerima pelajaran di kelas selama bertahun-tahun dan serangkaian proses melelahkan lainnya.

Percaya deh mereka yang sudah sukses dan mendapatkan hasil itu tidak datang ujug-ujug begitu saja, ada banyak proses melelahkan yang telah mereka lalui hingga mereka ada di titik ini.

Ada sebuah ungkapan Arab mengatakan,
مَنْ نَظَرَ إِلَى بِدَايَةِ الرِّجَالِ صَارَ صِدِّيْقًا، وَمَنْ نَظَرَ إِلَى نِهَايَةِ الرِّجَالِ صَارَ زِنْدِيْقًا
“Jika kita mau belajar pada proses kesuksesan seseorang dan menapakinya maka kita akan menjadi orang yang bersungguh-sungguh. Akan tetapi kalau kita hanya terlena dengan hasil maka nglantur jadinya” (Ihya Ulumuddin Juz 1 Halaman 51)

Percaya deh tidak ada yang instan di hidup ini, semua orang sukses pasti mengalami jatuh bangun, berdarah-darah karena perjalanan yang penuh onak dan duri, serta proses penempaan yang luar biasa. Kalaupun ada yang sukses secara instan kemudian suka flexing (pamer) kesana kemari kalian tahu kan bagaimana keadaan mereka sekarang? Hahaha..

So mulai sekarang fokus pada setiap proses yang kamu jalani, gagal? Nggak apa-apa dunia belum berakhir kok. Evaluasi saja apa sebabnya, perbaiki dan jadikan itu sebagai pelajaran berharga di masa depan.

3. CARI MENTOR YANG BERPENGALAMAN
Ada ungkapan menarik, seorang kurcaci tidak perlu menjadi raksasa kalau ia ingin melihat dengan sudut pandang rakasasa, cukup ngomong baik-baik ke raksasa dan pinjam pundaknya!

Nah begitupun dalam hidup, kita mesti banyak belajar, mendengarkan nasihat, siap dikritik dan menerima masukan dari orang-orang yang lebih senior dari kita.

Cari deh guru, mentor, ustadz, syeikh mursyid atau apapun itu istilahnya yang siap menuntun setiap langkah ataupun keputusan yang kamu ambil.

Mereka itu ibarat google maps untuk hidup kita, mereka akan memetakan berbagai jalan yang akan kita lewati, menginformasikan dan merekomendasikan jalan yang tercepat serta paling efektif. Nah itulah pentingnya guru atau mentor dalam hidup kita.

Ada ungkapan menarik,
مَنْ لَاشَيْخَ لَهُ فَشَيْخُهُ الشَّيْطَانُ
“Barangsiapa yang tidak punya pembimbing maka ia akan sering diombang-ambingkan oleh syetan”

Ini makes sense banget sih (masuk akal) banget sih, secara, hari ini kita digempur jutaan informasi setiap hari.

Banyak nya informasi ini justru terkadang membuat kita terjebak dalam kebimbangan untuk memilah mana info yang benar dan pas untuk kita. Di sinilah kita memerlukan bimbingan guru.

Nah guru atau mentor juga lah yang akan membimbing dan memotivasi kita saat kita jatuh, gagal atau bahkan berada di titik nadir dalam hidup kita.

Dengan segudang ilmu, pengalaman dan pelajaran hidup yang mereka miliki, mereka akan dengan mudah menganasila dan mengurai apa yang sebetulnya membuat kita gagal atau gundah gulana.

Ada sebuah ungkapan,
فَسَلِّمْ لِأَهْلِ الله فِي كُلِّ مُشْكِلَةٍ # لَدَيْكَ لَدَيْهِمْ وَاضِحٌ بِالْأَدِلَّةِ
“Berpasrahlah kepada orang yang sudah kenal dengan ALLAH atas setiap kegundahanmu, apa yang kamu anggap samar itu sungguh nampak jelas di sisi mereka” (Al-Habib Abdullah Bin Alawi Al Haddad dalam Kitab Diwan Haddad)

Logika sederhananya begini, ketika kamu sakit, mungkin merasa kepala pusing, mual, tidak enak badan, kita mungkin nggak tahu apa sebabnya dan apa obatnya.

Tapi pas kamu konsultasi ke dokter, dia akan dengan mudah menganalisa apa yang sedang kamu alami dan apa obat yang pas untuk penyakit itu.

Naah begitulah pentingnya mentor atau guru dalam hidup kita. So Yuk cari guru yang tepat untuk kita!

Coba tulis di kolom komentar pelajaran apa yang kalian dapatkan ketika menyimak video ini serta video apalagi yang ingin kamu bahas di channel ini,

Jika kalian merasa video ini bermanfaat silakan share ke teman-teman kalian, agar mereka juga mendapatkan kebaikan yang sama.

Saya undur diri, sampai jumpa di video berikut nya
Wasallamualikum Warohmatullohi Wabarokatuh