GURUKU, IDOLAKU

Sebuah Kesaksian dan Keteladan Al Habib Taufiq Bin Abdul Assegaf

Sore itu Saya dan rekan-rekan ENHA Media bertolak dari Surabaya menuju Kota Pasuruan (Jawa Timur). Maksud kedatangan kami kali ini adalah sowan kepada guru mulia kami, Beliau Al-Habib Taufiq Bin Abdul Qodir Assegaf sekaligus memohon doa restu, nasihat serta motivasi berkaitan dengan berbagai kegiatan dakwah yang tengah Kami kerjakan.

Sekitar pukul 21.30 WIB kami sampai di kediaman Beliau, di belakang Masjid Jami’ Pasuruan. Bercampur aduk berbagai perasaan dalam hati ini, antara kerinduan yang mendalam karena hampir 8 Bulan baru ditakdir untuk sowan dan perasaan takut serta khawatir karena waktu yang cukup larut malam, takut mengganggu waktu istirahat Beliau.

ALHAMDULILLAH begitu bahagianya hati ini karena kedatangan kami disambut dengan senyum yang begitu ramah dan penuh dengan keakraban. Berbagai jamuan pun dikeluarkan untuk menyuguh rombongan kami. Banyak sekali mutiara nasihat yang Beliau berikan kepada kami, khususnya tentang membangun semangat berdakwah dan kepedulian terhadap umat serta sinergi untuk membentuk team work yang kompak agar terciptalah hasil yang maksimal dan manfaat yang nyata bagi masyarakat.

KEDATANGAN PASANGAN TUNANETRA


Seusai berbincang dan syuting beberapa video bersama kami, datanglah sepasang tunanetra. Usut punya usut ternyata dua orang ini adalah sepasang suami istri (sirri) yang jauh-jauh datang dari luar kota untuk meminta solusi. Meskipun waktu hampir menunjukkan pukul 23.00 WIB, Guru kami tetap menyambut kedua orang ini dengan penuh keramahan bahkan tetap memberikan jamuan beberapa roti dan susu jahe hangat dengan tangan mulia beliau sembari menawarkan makan malam.

Malam semakin larut, kata demi kata diungkapkan oleh kedua tamu tunanetra ini. Guru kami pun mendengarkan dengan seksama curahan hati dan setiap masalah yang disampaikan oleh keduanya.

Ternyata masalah yang dihadapi keduanya cukup pelik. Bagaimana tidak, dengan keadaan keduanya yang tunantetra, pasangan ini baru saja diberi momongan. Akan tetapi belum mampu untuk menyelesaikan adminstrasi persalinan. Belum lagi keduanya seakan tidak diakui oleh keluarga sehingga rumah untuk sekedar berteduh pun belum mereka miliki. Belum lagi kebutuhan sehari-hari yang hampir tidak pernah tercukupi karena belum memiliki pekerjaan tetap.

MELURUSKAN DAN MENUNTASKAN


Setelah panjang lebar menyimak keluh kesah dari kedua tamu ini, Beliau mulai menyampaikan satu persatu nasihat, motivasi dan arahan. Tidak hanya memberi nasihat, beliau pun memberikan solusi untuk keduanya. Salah satu kata yang begitu terngiang di hati kami sampai hari ini adalah kata-kata Beliau berikut ini,
“Begini saja, lebih baik anda berdua pulang ke rumah masing-masing tidak usah keliling-keliling minta sumbangan lagi. Bisa naik bis kan? Besok Insya ALLAH Habib datang ke rumah kalian. Jangan khawatir insya ALLAH semua kebutuhan kalian baik biaya persalinan, susu untuk anak, kontrak rumah dan lain sebagainya akan Habib bantu.”, tegas Beliau kepada keduanya.
“Terima kasih Habib, tapi maaf kami tidak punya ongkos untuk pulang”, Saut sang lelaki tunantetra.
Guru Kami pun menjawab, “Iya nanti Habib kasih ongkos untuk pulang”.

Begitu mendengar perkataan ini Saya bergegas mendekat sembari menawarkan “Usatdz, untuk ongkos pulang beliau berdua biar dari saya saja, Insya ALLAH ada”.
“Loh jangan Ajir!!, ini jatah pahala Ana (Saya) bukan Ente.”, Guru Kami kekeh tetap ingin memberikan ongkos pulang untuk keduanya sembari menolak halus tawaran yang saya berikan. Beliaupun memanggil salah satu muridnya untuk mengambilkan sejumlah uang dan langsung memberikan kepada keduanya seraya menyatakan, “Ini buat ongkos pulang ya, doakan Habib. Yang penting kalian berdua perbaiki terus ibadah, insya ALLAH semua akan tercukupi”. Karena malam telah begitu larut Beliau mempersilakan keduanya untuk beristirahat di kamar tamu yang beliau sediakan dan kami pun bergegas pamit. Betapa bertambah kekaguman dan kecintaan Kami kepada Beliau.

Sungguh akhlak yang begitu luar biasa mulia. Benar-benar figur yang patut untuk kita teladani bersama. Sosok ulama yang tidak hanya mahir dalam memberi nasihat tapi juga memberikan teladan nyata dalam menyelesaikan problematika umat. Maka tidaklah heran jika seluruh kegiatan dakwah beliau berkembang begitu pesat, baik pendidikan atau sosial kemasyarakatan-nya.

يَا أُسْتَاذَنَا الشَّفِيْق # هُوَ أَبُوْنَا توفِيْق
Wahai Guru kami yang begitu lemah lembut,
Beliaulah Ayah Kami, Al-Habib Taufiq

يُرْشِدُنَا إِلَى الطَّرِيْق # عَلَى مَنْهَجِ الصِّدِّيْق
Beliaulah yang menuntun kami semua menuju jalan
Jalan hidup yang penuh dengan kesungguhan

Semoga diri yang kotor dan penuh kekurangan ini diakui sebagai murid beliau dan dikumpulkan bersama Beliau, baik di dunia ataupun di akhirat. Dan semoga Kami diberi kemampuan untuk sedikit demi sedikit meneladani semangat dakwah serta kepeduliaan yang beliau miliki… Amiin Ya Robbal Alamiin..